hari ini aku tersentak.
melihat sesosok tak berdaya yang wajahnya hanya ditutup oleh kardus bekas.
Darahnya mengalir dari tangannya yang tidak tertutup.
Kakinya menggunakan sepatu yg cukup menutupi mata kaki, yang didalanya juga diikuti oleh kaos kaki putih khas anak sekolah.
celananya mengingatkanku akan masa sekolah dulu.
Ya, celana pramuka yang sering dipai oleh teman laki-lakiku seriap hari kamis.
Sosok mayat itu ternyata adalah siswa SMP yang mengalam kecelakaan motor ketika hendak berangkat ke sekolah
Tak terbayangkan olehku bagaimana perasaan orang tuanya saat mengetahui nyawa anaknya telah terenggut oleh kecelakaan maut pagi itu.
Mungkin saja ia adalah anak satu-satunya yang menjadi kebanggaan dan harapan kedua orang tuanya.
Atau mungkin saja dia adalah seorangsiswa berprestasi yang kelak akan membawa nama baik diri, orang tua, sekolah, bangsa, dan negaranya.
Atau mungkin saja dia seorang anak yat yg kelak akan menjadi tulang punggung keluarga menggantikan ayahnya.
Ah, terlalu banyak kemungkinan yang membuat bulu kudukku meremang sesaat.
Betapa malangnya nasib anak itu.
Tapi apa mau dikata, Allah telah menggariskan takdirnya jauh sebelum ia terlahir di dunia.
Namun kematiannya, yang sering kali disebut sebagai "kiamat kecil/sugra" sedikit banyak menjadi pelajaran berharga bagiku.
Bahwa maut tidak mengenal usia, tidak memandang harta, tidak mengenai amalan, tetapi mengenai takdir.
Siapa saja bisa menghembuskan nafas terakhirnya kapanpun dimanapun
Yang membedakan adalah kesiapan menghadapi pertanyaan malaikat di akhirat kelak.
Masha Allah . Aku tersentak dan tiba-tiba merasa ketakutan.
Teringat akan dosa-dosaku di hari kemarin, yang belum sempat aku tobati.
Baik dosa kecil maupun besar, baik disengaja maupun tidak.
YaAllah, ampuni hamba.
Cukuplah kematian menjadi peringatan bagi kami, bagi kita.
Bahwa ada kehidupan kedua setelah kehidupan dunia yang fana ini.
Bahwa segala apa yang telah kita perbuat akan dipertanggungjawabkan walaupun sekecil biji sawi.
Peristiwa kematian membuatku mengintrospeksi diriku sendiri.
Takutkah aku, siapkah aku akan kematian.
Allah, aku ingin menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Berikan aku kesempatan untuk membuat diriku menjadi muslimah yang toat padaMu, dan tidak melalaikan perintahMu.
YaAllah, jodohkanlah aku dengan pria yang tampan akhlaknya, yang baik budi pekerti dan paham agamanya.
Wahai calon imamku kelak, bantulah aku untuk mensholehahkan diriku.
Begitu pula kamu, sholehkanlah dirimu dan aku akan membantumu.
Karena sesungguhnya perempuan yg baik adalah untuk laki-laki yang baik.
Izinkan aku mencintaimu karena Allah.
Bimbing aku untuk tetap dijalan Allah yang lurus, kelak kita akan menjalaninya bersama.